اِسْم إِشَارَة
ISIM ISYARAH (Kata
Tunjuk)
1.
Bila Isim yang ditunjuk itu adalah tidak
berakal, maka baik Isim Mudzakkar maupun Isim Muannats, menggunakan: هَذِهِ (ini) untuk menunjuk
yang dekat dan تِلْكَ
(itu) untuk menunjuk yang jauh.
Contoh:
hazihi kutubun / هَذِهِ
كُتُبٌ ( ini adalah
buku-buku)
hazihi majallatun / هَذِهِ
مَجَلاَّتٌ (
ini adalah majalah-majalah)
tilka kutubun / تِلْكَ
كُتُبٌ (
itu adalah buku-buku)
tilka majallatun / تِلْكَ
مَجَلاَّتٌ (
itu adalah majalah-majalah)
2.
Bila Isim
yang ditunjuk itu adalah berakal, maka baik Isim Mudzakkar maupun Isim
Muannats, menggunakan: "ha ulaa i" هَؤُلاَءِ
(ini) untuk menunjuk yang dekat dan "uulaa ika" أُولَئِكَ (itu) untuk menunjuk
yang jauh.
Contoh:
haaulaai tullabun / هَؤُلاَءِ
طُلاَّبٌ (
ini adalah siswa-siswa)
haaulaadi thoolibaatun / هَؤُلاَءِ
طَالِبَاتٌ (
ini adalah siswi-siswi)
ulaaika tullabun / أُولَئِكَ
طُلاَّبٌ (
itu adalah siswa-siswa)
ulaaika toolibaatun / أُولَئِكَ
طَالِبَاتٌ (
itu adalah siswi-siswi)
Caranya yaitu hanya dengan menambahkan
kata maa (مَا) atau juga
maaza (مَاذَ) yang
artinya apa(kah). Namun harus di sesuaikan dengan benda yang di tunjuk.
contoh :
Untuk benda dekat muzakkar.apakah ini? (maa haza) مَاهَذَ؟
Untuk dua benda jauh muannas:apakah itu? (maa tilka) مَا تِلكَ؟
Namun kata maa (مَا) tidak di gunakan untuk
manusia. Sama sebagaimana bahasa Indonesia, kita tidak pernah mengatakan
“apakah mereka?” ketika menunjukkan kepada manusia, namun kita memakai kata
“siapa”. Begitu juga bahasa arab menggunakan kata man (مَن) yang artinya siapa untuk
menanyakan seseorang.
contoh :
siapakah mereka? (man haaula’) مَن هَؤُلاَءِ
؟
siapakah itu? (man zaalika) مَن ذَالِكَ
Untuk menambah perbendaharaan
kosakata pada materi ini, maka silahkan dihapalkan juga ya beberapa
kalimat-kalimat dibawah ini.
(man haaza?) مَن
هذَا؟ siapakah ini?
(haaza akhii) هَذَا
اَخِى ini adalah
saudara laki2 ku.
(man tilka?) مَن
تِلكَ؟ siapa itu?
(tilka ukhti) تِلكَ
اُختِى itu adalah
saudara perempuanku.
(maa tilka?) ماَ
تِلكَ؟ apakah itu?
(tilka sajadatun) تِلكَ
سَجَدَةُ itu adalah
sajadah
(maa hazaani?) مَاهٰذَانِ apakah
ini?
(haazaani maktabaani) هٰذَانِ
مَكتَبَانِ ini
adalah dua buah meja
Isim Isyarah. Pada dasarnya, ada
dua macam Kata Tunjuk:
1) Isim Isyarah atau Kata Tunjuk untuk yang dekat: هَذَا (=ini).
Contoh dalam kalimat: هَذَا كِتَابٌ (= ini sebuah buku)
2) Isim Isyarah atau Kata Tunjuk untuk yang jauh: ذَلِكَ (=itu).
Contoh dalam kalimat: ذَلِكَ كِتَابٌ (= itu sebuah buku)
Bila Isim Isyarah itu menunjuk
kepada Isim Muannats maka:
1) هَذَا
menjadi: هَذِهِ (=ini).
Contoh: هَذِهِ مَجَلَّةٌ (= ini sebuah
majalah)
2) ذَلِكَ
menjadi: تِلْكَ (=itu).
Contoh: تِلْكَ مَجَلَّةٌ (= itu sebuah
majalah)
Adapun bila Isim yang ditunjuk itu
adalah Mutsanna (Dual), maka:
1) هَذَا
menjadi هَذَانِ. Contoh: هَذَانِ كِتَابَانِ (= ini dua buah buku)
2) هَذِهِ
menjadi هَتَانِ. Contoh: هَتَانِ مَجَلَّتَانِ (= ini dua buah majalah)
3) ذَلِكَ
menjadi ذَانِكَ. Contoh: ذَانِكَ كِتَابَانِ (= itu dua buah buku)
4) تِلْكَ
menjadi تَانِكَ. Contoh: تَانِكَ مَجَلَّتَانِ (= itu dua buah majalah)
Sedangkan bila Isim yang ditunjuk
itu adalah Jamak (lebih dari dua), maka baik Mudzakkar maupun Muannats,
semuanya menggunakan: هَؤُلاَءِ
(= ini) untuk menunjuk yang dekat; dan أُلَئِكَ
(= itu) untuk menunjuk yang jauh. Contoh:
هَؤُلاَءِ كُتُبٌ أُلَئِكَ كُتُبٌ
(= ini adalah buku-buku) (=
itu adalah buku-buku)
هَؤُلاَءِ مَجَلاَّتٌ أُلَئِكَ مَجَلاَتٌ
(= ini adalah majalah-majalah) (= itu adalah majalah-majalah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar